Refleksi pemilu 2023
OPINI - Pemilu 2024 dibayang-bayangi oligarki partai di mana kedaulatan partai akan menentukan siapa caleg yang ditentukan dalam nomor urut 1 (tidak peduli demit atau kuntilanak) akan terpilih bila partai mendapatkan kursi Parlemen.
Sistem pemilu seperti ini disebut proporsional tertutup, dan keputusan sistem proporsional terbuka atau tertutup sedang bergulir di meja MK. Ditunggu saja sistem manakah yang diputuskan MK. Dan itu akan menjadi penentu langkah politik Anda . Dan jangan heran penguasa partai akan memilih istrinya, Anak-anaknya, ponakan dan para kerabatnya untuk ditempatkan pada nomor urut 1.
Sistem proporsional tertutup pernah digunakan saat OrBa sampai 2009. Lalu dirubah setelah di judicial review di MK dengan keputusan terbuka. Sistem proporsional terbuka diterapkan hingga kini. Tapi isu soal sistem tertutup tengah diungkit lagi. Dan ini tentu membuat jantung Anda berdebar keras.
Bila nanti KPU memutuskan proporsional tertutup, berarti caleg nomor urut 1 tidak perlu berjuang, tidak perlu banyak ke luar uang. Karena bila partai itu mendapatkan kursi maka nomor 1 ini yang berhak menduduki kursi.
Partai akan menjadi raja diraja karena dapat menentukan caleg yang potensial di nomor 1. Artinya caleg itu meski tidak populer di mata publik, tapi karena keberadaan nomor urut 1 dia potensi terpilih.
Sebaliknya meski caleg itu idola publik, sangat dekat dengan masyarakat tapi karena jenggotnya berada di nomor urut 10 ya pasti 200% akan tersisih.
Maka mulai sekarang Anda harus ngesot-ngesot, merayap dan merangkak ke partai agar tidak ditaruh di nomor bawah. (cak hadi)