KEDIRI||KABARZINDO.com-Tim Penegak Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendatangi belasan rumah yang terdampak dugaan kebocoran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tempurejo Kecamatan Pesantren, Kota Kediri pada Rabu (11/010/2023).
Kedatangan tim Gakkum KLHK yang di pimpin Pengawas Lingkungan Hidup (PLH) Hendro Widianto ini guna melakukan pemantauan dan pengumpulan data penyebab terjadinya pencemaran sumur milik warga yang diduga akibat kebocoran SPBU.
"Tadi ada beberapa memang masih bau" kata Hendro, ketika dikonfirmasi.
Meski begitu, Hendro tak mau menyimpulkan lebih dini. Pihaknya masih akan melakukan pendalaman. Termasuk membawa contoh air milik warga yang telah diambil untuk diuji di laboratorium.
"Saya kan gak bisa ngomong ini pasti dari sini, ini perlu pembuktian, harus di Lab untuk mengetahui hasilnya" terang Hendro.
Usai melakukan pengumpulan data di rumah milik warga, Tim Gakkum juga nampak masuk ke Are SPBU untuk melakukan hal yang sama.
Disinggung terkait konsen kedatangan tim Gakkum KLHK, Hendro menyebut, kedatangannya dalam rangka menindak lanjuti aduan masyarakat untuk membuktikan kebenarannya.
"Karena ada pengaduan ya kami harus membuktikan, tapi semua itu berproses" lanjutnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dilapangan, hingga saat ini, masyarakat terdampak dugaan kebocoran SPBU ini setiap hari masih dikirim air bersih, dari Dinas Lingkungan Hidup dan PDAM Kota Kediri.
Sekedar untuk diketahui,Sejumlah sumur warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri tercemar oleh bahan bakar minyak (BBM) yang diduga SPBU setempat.
Sedikitnya ada 14 Kepala Keluarga yang diduga terdampak pencemaran BBM ini. Mereka tinggal di Lingkungan Kresek RT 05 RW 02 Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri.
Berbagai instansi terkait mulai dari ESDM, Pihak Pertamina dan Pemerintah Kota Kediri telah turun tangan. SPBU yang diduga mengalami kebocoran juga telah ditutup. Namun hingga kini sumur warga masih belum kembali normal.
Reporter:Rohmad