TANGGAMUS||KABARZINDO.com- Keseriusan pemerintah pusat untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting ternyata tidak main-main, terbukti puluhan triliun anggaran telah dikucurkan pemerintah sejak dimulainya program percepatan pencegahan stunting mulai tahun 2018 silam hingga tahun 2024 ini tetap menjadi salah satu program prioritas.
Di tahun 2024 ini saja, tak kurang dari 15 trilyun rupiah kembali digelontorkan pemerintah pusat untuk penanganan masalah stunting, mulai dari alokasi dana insentif fiskal, DAK fisik dan DAK non fisik, bahkan tak ingin kecolongan pemerintah pusat juga mengarahkan 8 persen dari Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2024 difokuskan untuk penangan stunting.
Namun meski keseriusan pemerintah pusat dalam upaya penanganan stunting ini dibuktikan dengan gelontoran dana fantastik tersebut, ternyata bak gayung tak bersambut, pasalnya masih saja ditemukan balita yang diduga menderita stunting/gizi buruk.
Mirisnya lagi, balita bernama Rifaya Azahra luana (Zahra) kelahiran awal tahun 2023 yang merupakan buah hati dari pasangan Suandi (38) dan Irawati (24) warga Pekon Sinar Sekampung Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung ini meski kini telah menginjak usia 14 bulan, tapi bobot badannya hanya 4,6 kilogram, tak mendapat perhatian serius dari pemerintah bahkan terkesan diabaikan.
Terbukti, saat beberapa awak media menyambangi rumah sang balita yang jauh dari kata layak, orang tua Zahra yang berprofesi sebagai buruh serabutan tersebut mengaku belum pernah mendapat pelayanan serius terkait stunting yang dialami putrinya.
"Kalau dibawa ke Posyandu secara rutin kami bawa setiap bulan, dan untuk nafsu makan kami lihat anak kami normal-normal saja, kami tak pernah tahu jika anak kami menderita gizi buruk/stunting." terang ayah Zahra, sembari tertunduk haru.
Terpisah, saat hendak dikonfirmasi terkait gizi buruk dan penanganan yang telah dilakukan terhadap Azahra, Devi Marliani Bidan desa yang bertugas di Pekon Sinar Sekampung tersebut sedang tidak ditempat, menurut asisten sang bidan yang sempat ditemui mengatakan jika bidan Devi Marliani sedang mengikuti acara manasik, lalu mencoba menghubunginya via WhatsApp.
" Semua ini saya serahkan kepada kepala pekon, jadi hubungi saja kepala pekonnya," jawab bidan Devi Marliani saat dikonfirmasi terkait penanganan balita Azahra.
Saat awak media ingin konfirmasi dengan kepala pekon Sinar Sekampung Erwinsyah sayangnya kakon tidak ada dikediamannya menghadiri rapat dan dihubungi via WhatsApp awak media menanyakan terkait anak balita yang bernama Zahra kenapa sampai saat ini belum ada penanganan
" Nanti aja kita obrolkan gak enak via telpon nanti saya atur jadwalnya untuk bertemu" ungkap kakon Sinarsekampung.
Reporter : Alkhadri