TANGGAMUS||KABARZINDO.com-Kadis P3A & P2KB Drs. Hardasyah.,MM mengatakan dengan adanya peran awak media sangat di harapkan yang mana dalam mendeteksi lebih awal apa di alami warga (masyarakat), menanggapi apa penyebab yang di alami Azahra Tim Percepatan Penurunan Stunting ( TPPS) Tanggamus masih berkoordinasi dengan TPK pekon, Rabu (01/05/24).
Drs. Hardasyah., MM. Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P3A & P2KB) dengan adanya peran awak media sangat diharapkan, dalam mendeteksi lebih awal apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat sehingga cepat di tangani.
" Peran rekan-rekan media juga tentunya sangat kami harapkan, agar apa yang dialami warga (masyarakat) yang ada di kabupaten Tanggamus dapat dideteksi lebih awal dan cepat, sehingga penanganannya pun kita harapkan lebih baik, "
Menanggapi, apa yang sedang di alami Rifaya Azahra Luana (Azahra) warga pekon Sinarsekampung kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus seperti di beritakan Media KABAR ZINDO.COM sebelumnya, TPPS sedang koordinasi dengan TPK ( Tim Pendamping Keluarga) di tingkat Pekon. Dan juga akan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinkes serta Dinsos.
" Iya bang, karena ini menyangkut lintas sektoral untuk itu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tanggamus, tentunya akan di koordinasikan dengan beberapa instansi terkait, seperti halnya Dinkes termasuk juga dengan Dinsos.
Juga ditingkat pekon kita ada Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan desa, Kader dan anggota TP. PKK pekon. Saya masih berkoordinasi dengan rekan-rekan TPK apa penyebab yang dialami oleh ananda Azahra. In Sya Allah dalam waktu secepatnya Dinas terkait juga akan melakukan tindakannya," ujar Kadis P3A-P2KB via chat WhatsApp
Ia pun menambahkan, bahwa kondisi Stunting di Kabupaten Tanggamus ada penurunan dari tahun ke tahun, bahkan lebih rendah dari target Nasional, yang di tetapkan 17,26% Tanggamus secara Prevalensi tahun 2023 menjadi 17,1%.
" Perlu juga kami sampaikan bahwa kabupaten Tanggamus Prevalensi Stunting tahun 2021 sebesar 25,6 % atau yang tertinggi di Provinsi Lampung. Akan tetapi secara perlahan, kondisi tersebut mengalami penurunan di tahun tahun 2022 Prevalensi Stunting menjadi 20,4%. Dan Alhamdulilah di tahun 2023 Prevalensi kembali mengalami penurunan menjadi 17,1%, penurunan tersebut bahkan lebih rendah dari target yang telah ditetapkan secara Nasional yaitu 17,26%," terangnya kembali.
Melihat kondisi tersebut, tentunya tidak bisa kita pungkiri, masih ada keluarga be-resiko Stunting bahkan anak Stunting. Untuk itu kami ( TPPS ) selalu berusaha menurunkan Prevalensi Stunting, karena kami menyadari selama masih ada pernikahan, kehamilan dan kelahiran maka potensi Stunting juga akan tetap ada. Inilah juga yang menjadi tugas kita, untuk dapat mengubah perilaku, dengan 8000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)," terang Hardasyah selaku Kadis P3A & P2KB Kabupaten Tanggamus, bahwa selama masih ada pernikahan, kehamilan dan kelahiran, Stunting tetap akan ada.
Reporter: Alkhadri