KEDIRI||KABARZINDO.com-Program Insentif bagi guru non ASN yang digagas oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana ketika menjabat pada periode pertamanya, kini menjadi sorotan publik.
Pasalnya, program yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan para pendidik di Kabupaten Kediri ini ternyata ada yang dipotong oleh pihak sekolah.
Peristiwa pemotongan insentif ini terjadi di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Izzah yang berada di Jalan Komplek Masjid Ummu Ali Dusun Baran, Desa Besuk, Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.
Ditempat ini, insentif yang diterima oleh para guru hanya 50 persen dari jumlah yang seharusnya.
"Sejak mas Dhito menjadi Bupati itu ada namanya insentif, diberikan setiap 3 bulan sekali. Dulu perbulan 200 ribu, sekarang naik 300 ribu perbulan. Tapi, saya terima hanya 50%," kata Hanafi, guru SDIT Nurul yang sudah 14 tahun menjadi guru di tempat tersebut, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri M. Mukhsin melalui Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dina Puspitawati mengatakan, pihaknya sudah bertemu pihak yayasan Nurul Izzah.
Menurut Dina, Yayasan telah salah persepsi. Dana insentif program mas Dhito dianggap seperti dana hasil dari luar, yang biasa didapat Yayasan, yang bisa dikelola sesuai kebijakan yayasan.
"Kita Sudah ketemu (Dengan SDIT Nurul Izzah), mereka bersedia mengembalikan," kata Dina, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu sore (13/11/2024).
Perempuan berhijab yang nampak energik ini berharap, kedepan tak ada lagi kejadian seperti yang terjadi di SDIT Nurul Izzah ini.
Dina memastikan, tahun depan semua guru honorer akan menerima insentif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Insyaallah, tahun depan semua akan dapat," tutupnya.
Reporter:Rohmad