SIDOARJO||KABARZINDO.com-Udara pagi yang sejuk menyelimuti jantung Kabupaten Sidoarjo, saat ribuan umat Islam memadati pelataran Masjid Agung Sidoarjo untuk menunaikan Sholat Idul Adha 1446 Hijriah, Jumat (6/6). Momentum sakral ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran para tokoh daerah yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sidoarjo, memperkuat semangat kebersamaan antara pemimpin dan masyarakatmasyarakat.
Sejak pukul 06.00 WIB, jamaah mulai berdatangan. Wajah-wajah penuh harap dan khusyuk memenuhi setiap sudut masjid, dari kalangan tua hingga anak-anak, semua larut dalam suasana religius yang menyejukkan. Sholat dimulai tepat pukul 06.25 WIB, diikuti oleh sekitar 1.200 orang dengan tertib dan penuh kekhidmatan.
KH. Bahron Nafi’, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam Tanggulangin, didapuk sebagai khatib dalam kesempatan tersebut. Dalam khutbahnya yang menggugah, beliau menekankan pentingnya memaknai Idul Adha sebagai pembelajaran spiritual yang mendalam, bukan hanya sebatas ritual penyembelihan hewan kurban. “Nabi Ibrahim AS mengajarkan kita tentang keikhlasan sejati—keberanian melepaskan apa yang paling dicintai demi perintah Allah SWT. Keteladanan itu harus kita bawa ke dalam kehidupan sehari-hari, dalam keluarga, pekerjaan, dan interaksi sosial,” ujar Gus Bahron dengan suara bergetar menyentuh relung hati para jamaah.
Khutbah juga mengajak masyarakat menjadikan Idul Adha sebagai titik balik untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama, menumbuhkan solidaritas sosial, dan merawat nilai-nilai kemanusiaan di tengah tantangan zaman.
Usai sholat, suasana hangat tercipta dalam sesi ramah tamah dan foto bersama Forkopimda dengan warga. Potret kebersamaan ini mencerminkan hubungan yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat, menjadikan momen Idul Adha bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga peristiwa sosial yang mempersatukan.
Komandan Kodim 0816/Sidoarjo, Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo, S.Sos. turut memberikan refleksi usai pelaksanaan ibadah “Hari Raya Idul Adha bukan sekadar ritual ibadah penyembelihan hewan kurban, tetapi merupakan simbol nilai-nilai luhur bangsa - pengorbanan, keikhlasan, dan kebersamaan. Nabi Ibrahim AS mengajarkan kita tentang keikhlasan sejati, keberanian melepaskan apa yang paling dicintai demi perintah Allah SWT. Keteladanan itu harus kita bawa ke dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo juga menyoroti pentingnya semangat Idul Adha sebagai fondasi dalam memperkuat persatuan antara rakyat dan pemerintah. "Semangat ini semestinya terus kita hidupkan dalam membangun daerah. Dalam setiap langkah pembangunan, sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat harus terus dipererat demi terciptanya kehidupan yang harmonis, adil, dan sejahtera," lanjutnya.
Refleksi ini menjadi pengingat bahwa Idul Adha adalah momentum untuk memperdalam makna pengabdian bukan hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama. Melalui semangat pengorbanan dan kebersamaan, Letkol Dedyk mengajak seluruh elemen masyarakat Sidoarjo untuk terus bergerak maju membangun daerah dengan hati yang tulus dan niat yang bersih.