SIDOARJO||KABARZINDO.com- Modus penipuan peretasan atau phising dengan trik menyebarkan malware melalui file APK (Android Package) surat undangan pernikahan tengah marak melalui pesan WhatsApp, kembali terjadi dan membawa korban.
Kepala Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Semaun (68), mengaku Handphone atau nomor telp pribadinya di-hack "diretas atau disusupi secara ilegal oleh pihak lain".
"Benar HP saya jadi korban penipuan kena hacker lewat WhatsApp. Pada Kamis siang (10/07/2025), nama-nama rekan kerja dan semua nomor telp di HP saya hilang semua. Terus saya minta tolong ke anak saya, kata anak saya ditunggu 11 jam HP akan aktif lagi," Ujar Kades Semaun, Sabtu 12 Juli 2025.
Masih dikatakan Kades awalnya dirinya tidak mengerti tiba-tiba HP troubel. Mungkin gara-gara membuka pesan APK undangan pernikahan yang dikirim lewat Whatsapp.
Kemudian pada keesokan harinya Jumat (11/07) ada rekan kerja ke rumah mengantarkan obat mata sembari bilang ke Pak Kades bahwa sudah mentransfer sejumlah uang Rp 30 Juta.
"Kerumah ada kaji Djapi ke rumah setelah HP saya trouble, mengaku sudah transfer Rp 30 juta. Kemudian kaji Sholeh rekan kerja dari desa Sambungrejo mengaku juga sudah transfer Rp 37 juta," Ungkap Kades.
Sebenarnya korban-korban yang sudah transfer awalnya curiga, karena Kades saat ini matanya sedang sakit sehingga tidak bisa SMS atau WhastApp. Hanya bisa komunikasi melalui via telp GSM.
"Saya menghimbau kepada masyarakat setelah HP diretas, agar segera memblokir nomor telp pribadi saya. Karena yang menjadi korban rekan kerja saya merasa kasihan ini saya akan berupaya mencari jalan solusinya," Tegas Kades Semaun berencana akan melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polresta Sidoarjo.
Sementara itu korban penipuan Pak Tri, warga Krian mewakili kerabatnya Kaji Yapi yang mendaji korban, sudah mentransfer sebesar Rp 30 juta ke rekening BRI atas nama Dzikry Hariadi dengan nomor rekening : 1748 0100 4732 505.
"Kerabat saya Kaji Djapi (55) wara Desa Cadinegoro mendapatkan WA dari nomornya Pak Kades, tanpa konfirmasi karena Ketika di telp tidak bisa. Akhirnya keluarga saya langsung transfer Rp 30 juta. Karena Waktu itu kerabat saya sedang ada Kerjasama sama hubungan kerja dengan Pak Kades," Ungkapnya.
Harapan dari Pak Tri atas peristiwa ini yang terpenting masyarakat lain atau masyakakat Candinegoro tidak mengalami kerugian akibat kejahatan atau penipuan melalui pesan WhatsApp.
"Sudah cukup dua korbanya saja Kaji Djapi dan Kaji Sholeh, semoga tidak ada orang lain mengalami kerugian dan nama baik pak Kades dapat baik Kembali. Kita jangan pernah membuka dan mendownload link yang dikirim penipu dan sebaiknya langsung hapus saja," Tuturnya.
Aplikasi pesan WhatsApp hampir digunakan untuk berbagai kebutuhan khususnya di Indonesia. Namun, para pengguna aplikasi WhatsApp nampaknya masih perlu berhati-hati lantaran banyak modus penipuan yang memakan korban melalui aplikasi pesan tersebut.
Kebanyakan penipuan lewat WhatsApp memanfaatkan file APK yang dikirim acak ke nomor HP orang lain. Tujuannya agar penerima chat mengklik dan mendownload file kemudian tanpa sadar menginstal aplikasi jahat di HP-nya.
Cara pembobolan yang disebut sebagai phising ini serupa dengan kejahatan mengirim link lewat email. Penipu online berharap agar penerima email atau WhatsApp memberikan akses secara tak sadar sehingga HP atau akun finansial bisa diambil alih atau dibajak.
Reporter:Tim