Lambannya Pengerjaan RSUD Sedati Mematik Reaksi Keras DPRD Sidoarjo Hingga Dilakukan Sidak

 

Pariwara Seputar Kegiatan DPRD Sidoarjo

SIDOARJO||KABARZINDO.com- Proyek Pembangunan RSUD Sedati Kabupaten Sidoarjo, yang dilakukan oleh kontraktor PT Ardi Tekindo Perkasa (ATK) yang berjalan lamban yang dapat mematik reaksi keras DPRD Sidoarjo. 

Dalam sidaknya, pihak komisi C maupun Komisi D DPRD Sidoarjo menyesalkan ketidakprofesionalan kinerja pihak kontraktor, sehingga gagal memenuhi target penyelesaian.

Ketua Komisi Choirul Hidayat SH, mengatakan saat bersama beberapa anggotanya melakukan sidak telah mendapat penjelasan dari berbagai pihak. Termasuk dari pejabat pembuat Komitmen (Ppkom) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo. Selain itu, pihaknya meminta konsultan pengawas, berikut kontraktornya untuk memaparkan hasil progres pekerjaan fisik di lapangan.

Para anggota DPRD Sidoarjo saat lakukan sidak, kamis (09/10/2025).(Foto:Dok)

Dari penjelasan itu, lanjut Dayat, sapaan politikus PDIP ini, bahwa dapat disimpulkan progres hasil pekerjaan fisik di lapangan yang dilakukan PT ATK,--mulai Juli hingga memasuki Oktober atas pembangunan RSUD Sedati senilai Rp 51,7 miliar, baru mencapai sekitar 3 persen. “Itu progres yang sangat minim,” katanya, Kamis (9/10/2025) sore.

Dengan progres ini, pihaknya sangat menyesalkan. Semestinya dengan pekerjaan yang sudah berlangsung kurun waktu hampir 4 bulan, progresnya minimal mencapai 20 persen.

 “Informasinya lambannya pekerjaan ini karena pihak kontraktor terkendala pembiayaan. Kalau itu benar yang terjadi, berarti kontraktornya memang benar-benar tidak profesional,” tegasnya.

Lambannya kinerja kontraktor itu juga dapat diukur dari hasil pengerjaan fisik di lapangan yang baru sebatas pembuatan pondasi, dengan beberapa tiang pancang (paku bumi). Di sana tidak tampak pula adanya peningkatan aktivitas kerja sebagai upaya percepatan kinerja yang dilakukan PT ATK terhadap pembangunan rumah sakit di wilayah Sidoarjo Utara tersebut.

Mengamati pengerjaan yang lamban

“Informasi dari dinkes hampir setiap pekan ada rapat dengan kontraktor membahas progres dan permasalahannya. Kami sempat meminta untuk diundang dalam rapat itu,” ujar Dayat.

Pihaknya juga berencana menggelar hearing untuk mengurai permasalahan tersebut. “Nanti kita segera mengadakan hearing dengan mengundang semua pihak, baik dari dinkes maupun kontraktornya. Kami tidak ingin ada masalah dalam pembangunan RSUD Sedati,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Komisi D, Dhamroni Chudlori bersama beberapa anggota,di antaranya; Sutadji, Tarkit Erdianto dan Wahyu Lumaksono menyempatkan berkunjung ke lokasi proyek, pada Kamis siang tadi. Kunjungan mereka ditemui Plt. Kepala Dinkes Dr Lakhmie dr Lakhmie Herawati maupun dari perwakilan pihak kontraktor.   

Setelah mendapat pemaparan dari berbagai pihak, Dhamroni Chudlori  politikus PKB ini menangkap indikasi ketidakmampuan pihak PT ATK menyelesaikan pekerjaan sesuai target. “Dari penjelasan bahwa pekerjaan fisik kurang 18 persen dari target. Ini kan menunjukkan ketidakmampun pihak kontraktor menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai target. Ini harus disikapi tegas,” ujarnya.

Pemaparan dari berbagai pihak

Lebih lanjut, Dhamroni Chudlori mengemukakan kegiatan sidak ini tentunya tidak terkait dengan berbagai persoalan, terutama menyangkut teknis pekerjaan di lapangan. Sesuai tupoksinya, tujuan pihaknya hanya ingin memastikan pembangunan rumah sakit ini selesai tepat waktu sehingga hasilnya bisa segera dinikmati masyarakat. “Kepada pihak Dinkes, kami dengan tegas meminta agar pembangunan RSUD ini jangan sampai molor. Karena keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.

Terkait lambannya kinerja PT ATK, pihaknya juga meminta agar Dinkes, sebagai leading sector pembangunan rumah sakit ini bersikap tegas. “Jangan ada toleransi yang justru melahirkan persoalan dalam pembangunan rumah sakit ini. Jika memang kontraktor tidak mampu, sebaiknya mundur saja, lalu dibayar sesuai dengan progres pekerjaannya,” tegas Dhamroni Chudlori.

Bahkan pihaknya menilai mundurnya kontraktor menjadi solusi tepat. Selanjutnya, pembangunan RSUD itu diserahkan kontraktor lain, yang sebelumnya menjadi pemenang nomor 2 pada saat lelang. “Saya berkeyakinan jika kondisi tetap seperti ini, pembangunan RSUD tidak bisa selesai sesui waktunya. Saya kira masih banyak rekanan lain yang profesional dan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,” ujar Dhamroni Chudlori.

Sementara itu Kabid SDK Dinkes Sidoarjo, dr Rahmi Alfiyanti menegaskan proyek tetap akan dikejar sesuai target. Apalagi statusnya masuk kategori critical contract yang menjadi perhatian serius.

Reporter:Tri


 

Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia